Tuesday, May 23, 2017

Pengolahan tanah

SuntingPantau halaman iniBaca dalam bahasa lain
Pengolahan tanah

Seorang petani sedang bekerja dengan bajak yang ditarik oleh kuda.

Pengolahan tanah dengan traktor
Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang.

Terasering

Terasiring atau Sengkedan merupakan metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.[1] Jenis terasiring antara lain teras datar (level terrace), teras kredit (ridge terrace), Teras guludan (contour terrace), dan teras bangku/tangga (bench terrace).

Tipe teras yang banyak dikembangkan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku atau teras tangga dan teras gulud. Teras kredit dapat dikembangkan untuk menanggulangi tingginya biaya pembangunan teras bangku. Bentuk teras lainnya, seperti teras kebun dan teras individu diterapkan pada tanah dengan jenis tanaman tahunan, khususnya tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan.[1]

Pupuk kimia

Seperti yang kita ketahui selama ini pupuk kimia sangat diminati oleh petani karena beberapa kelebihannya seperti unsur dan senyawanya yang mudah terlarut dan lebih cepat diserap tanaman tanpa memerlukan proses penguraian, selain itu takaran haranya lebih tepat dibandingkan dengan pupuk organik (kandang atau kompos).

Saat ini pupuk anorganik banyak jenisnya, sehingga agar efektif dan efisien penggunaanya maka petani dituntut untuk memahami karakter dan sifat-sifat pupuk tersebut. Ada 7 jenis pupuk kimia yang sudah sangat akrab di kalangan petani pangan maupun horti yaitu :

1. Urea (Amonium Carbamide)

Deskripsi:

Rumus kimia CO(NH2)2
Pupuk Urea adalah pupuk yang dibuat dari percampuran gas amoniak (NH3) dan gas asam arang (CO2).
Pupuk Urea mengandung 46% N. Jadi tiap 100 kg pupuk Urea mengandung 46 kg Nitrogen.
Pupuk Urea berbentuk kristal, warnanya beragam antara lain putih dan merah muda (bersubsidi).
Sifat-sifat:

Pupuk Urea bersifat higroskopis, sehingga pupuk urea ini mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman.
Reaksinya sedikit asam.
Selain mudah tercuci oleh air, juga mudah terbakar oleh sinar matahari.


2. ZA (Zwavelzure Amonium)

Deskripsi:

Rumus kimia (NH4)2SO4
Pupuk ZA adalah pupuk yang dibuat dari asam belerang (S) dan gas amonium (NH4+) sehingga disebut juga pupuk Amonium Sulfat.
Pupuk ZA mengandung 21% unsur hara makro N (nitrogen) sebagai kation amonium, dan 24 % unsur hara makro sekunder S (sulfur) sebagai anion sulfat. Jadi tiap 100 kg pupuk ZA mengandung 21 kg Nitrogen dan 24% Sulfur.
Pupuk ZA berbentuk kristal, warnanya beragam antara lain putih, merah muda, abu-abu, biru, ke abu-abuan dan kuning.
Sifat-sifat:

Pupuk ZA bersifat higroskopis (mudah menyerap uap air), terutama pada kelembapan 80 % atau lebih, sehingga mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman.
Reaksinya asam, sehingga kurang baik jika diberikan pada tanah muda (karena rata-rata tanah muda masih asam), atau tanah yang kurang mengandung kalsium (alkali).
Reaksi kerjanya agak lambat, sehigga cocok apabila digunakan sebagai pupuk dasar.

3. SP36 (Super Phospate)

Deskripsi:

Rumus kimia P2O5
Pupuk SP36 adalah pupuk yang dibuat dari asam sulfat (belerang) dan fosfat alam.
Pupuk SP36 mengandung 36% P dalam bentuk P2O5 (fosfat). Jadi tiap 100 kg pupuk SP36 mengandung 36 kg Fosfor (P).
Kadar P2O5 larut dalam air minimal 30 %.
Kadar air maksimal 5 %.
Pupuk SP36 berbentuk butiran besar, warnanya abu-abu.
Sifat-sifat:

SP36 bersifat tidak higroskopis, sehingga dapat disimpan lama walau kelembapan udara tinggi.
Reaksi kimianya tergolong netral.
Walau sifatnya mudah larut dalam air namun reaksinya lambat, sehingga sangat cocok digunakan untuk pupuk dasar pada tanaman semusim.
Mudah terbakar oleh sinar matahari.

4. KCl  (Kalium Klorida)

Deskripsi:

Rumus kimia KCl
Pupuk KCl adalah pupuk yang dibuat dari ekstraksi mineral Kalium.
Pupuk KCl mengandung 60% K dalam bentuk K2O.
Pupuk KCl berbentuk bubuk atau serbuk, warnanya merah.
Sifat-sifat:

Bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman.
Reaksinya netral sampai asam.
Unsur kloridanya bersifat toksik (racun) bagi tanaman tertentu seperti wortel dan kentang.
Dapat digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan.

5. ZK  (Zwavelzure Kali)

Deskripsi:

Rumus kimia K2SO4
Pupuk ZK adalah pupuk yang dibuat dari asam belerang dan kalium, sehingga disebut juga pupuk Kalium Sulfat.
Pupuk ZK mengandung 50% unsur hara makro K dalam bentuk K2O dan 17 % unsur hara makro sekunder S (sulfur). Jadi tiap 100 kg pupuk ZK  mengandung 50 kg Kalium (K) dan 17 kg Sulfur (S).
Pupuk ZK berbentuk butiran kecil atau serbuk, warnanya putih.
Kadar klorida maksimal 2,5 %, kadar air maksimal 1%.
Sifat-sifat:

Pupuk ZK bersifat tidak higroskopis, sehingga dapat disimpan lama walau kelembapan udara tinggi.
Mudah larut dalam air, dan reaksinya netral sampai asam.
Sumber unsur kalium dengan kadar tinggi, khususnya untuk tanaman yang sensitif terhadap keracunan Klorida, seperti wortel dan kenta

Pupuk kandang

Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.

Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.

Kebanyakan pupuk kandang berupa feses yang dikeluarkan oleh hewan ketika sedang berada di kandang maupun ketika sedang digembalakan di lahan pertanian, misal ketika sedang memakan brangkasan dan gulma. Kualitas nutrisi yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan apa yang dimakan oleh hewan tersebut. Kotoran kuda masih mengandung banyak rumput karena sistem pencernaannya tidak sama dengan ruminansia.[1]

Tumpukan kotoran hewan dapat menghasilkan panas selama proses dekomposisi sehingga dapat terbakar secara spontan jika ditumpuk dalam tumpukan yang besar. Ketika kotoran hewan sudah terbakar, udara akan tercemar, menimbulkan bau tidak sedap.[2]

Asimilasi

Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:

Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yg panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan
Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:

"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"

Blender

Blender adalah perangkat lunak sumber terbuka grafika komputer 3D. Perangkat lunak ini digunakan untuk membuat film animasi, efek visual, model cetak 3D, aplikasi 3D interaktif dan permainan video. Blender memiliki beberapa fitur termasuk pemodelan 3D, penteksturan, penyunting gambar bitmap, penulangan, simulasi cairan dan asap, simulasi partikel, animasi, penyunting video, pemahat digital, dan rendering.

Pemupukan

Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun.

Baris terlekuk
Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah, baik fisik, kimia atau biologis disebut pembenahan tanah (amendement) yang berarti perbaikan (reparation) atau penggantian (restitution). Bahan-bahan tersebut termasuk mulsa (pengawet lengas tanah, penyangga temperatur), pembenah tanah (soil conditioner, untuk memperbaiki struktur tanah), kapur pertanian (untuk menaikkan pH tanah yang terlalu rendah, atau untuk mengatasi keracunan Al dan Fe), tepung belerang (untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan gipsum (untuk menurunkan kegaraman tanah). Rabuk kandang dan hijauan legum diberikan ke dalam tanah dengan maksud sebagai pupuk maupun pembenah tanah.

Baris terlekuk
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.

Baris terlekuk
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.

Baris terlekuk
Faktor yang berpengaruh terhadap pemupukan:

  1. Tanah: kondisi fisik (kelerengan, jeluk mempan perakaran, retensi lengas dan aerasi), kondisi kimiawi (retensi hara tersedia, reaksi tanah, bahan organik tanah, sematan hara, status dan imbangan hara), kondisi biologis (pathogen, gulma).
  2. Tanaman: jenis, umur dan hasil panen yang diharapkan.
  3. Pupuk: sifat, mutu, ketersediaan dan  harga.
  4. Iklim: temperatur, curah hujan, panjang penyinaran dan angin.